Rabu, 27 April 2011

balada jarum suntik part.1

lama nggak ngeblog :D
lama nggak crit crit.

mau cerita aaaah
jadi ceritanya waktu saya ke dokter gigi. sedirian.
karena ibu saya berkata bahwa saya harus mandiri. maka datanglah saya ke sana seorang diri.

awalnya aman-aman saja. waktu parkir juga aman. nah waktu mau masuk, di ruang tunggu luar terlihat seorang anak berbadan besar, berkulit hitam, bergaya rambut masa kini , sek dicukur sebagian kae lho, seusia saya kira2, nek nganggo kacamata ireng persis bodigart. yo kasarane dandanan ala gondes lah. dia terlihat menunggu antrian dengan ibunya. mereka berdua sama-sama mainan HP. mungkin smsan. yo sopo ngerti.

sayapun mendaftarkan diri. "sendiri dek?" "iya mbak" "kok kendhel" "ah malu" begitu bunyinya.
di ruang tunggu dalam. hanya ada ibu2 dan seorang mbak2 gaul yang bersama couo-nya. mereka bercengkrama. dan saya dengan mode anak ilang lupa jalan pulang duduk di sebelahnya mbak2 gaul dan couo-nya itu. sayapun sok2an membaca majalah yang sudah kadaluarsa.

singkat cerita saya menunggu dan menunggu. membaca dan terus membaca majalah kadaluwarsa itu.
giliran mbak gaul memasuki ruang praktik. ibu2nya udah pulang dari tadi. jadi tinggalah saya bersama dengan couo-nya mbak2 gaul di ruang tunggu itu.
jadi, di situ ada dua dokter. semacam praktik bersama kae lho. njuk masuknya dua-dua.
tiba2 mbaknya yang registrasi memanggil "dimas" begitu bunyinya.
masuklah sang gondes yang tadi nunggu di ruang tunggu luar dengan gayanya yang aduhai. disusul dibelakang sang ibu. sayapun masih membaca majalah.


suara dari ruang praktik
mungkin tipikal ibu-ibu, suka ngomongnya keras-keras jadi ya kedengeran sampe ruang tunggu
"iya ini dok. nggeyel banget anaknya. mbok kesini itu, nek mboten dipekso bapakne mboten gelem niku dok. elaaaaah"
"hahahaha"
"......"
"...."
".........."
"...."

"EMOOOOOOH! WEGAH! WEGAH AKU! BALI! MULIH! MULIIIIIIHHHHHH!!!"
tiba-tiba terdengar raungan dan rontaan. sayapun syok. masnya couo-nya mbaknya juga kaget.
"ORA POPO, ORA LORO!"
"WEGAAAAAH!"
"HEEESSSSH IKI KI BEN MARI ORA POPO! MBOTEN KROSO NGGIH PAK DOKTER NGGIH?"
"ehe mb.. mb... mboten kok b b buu. ndak sakit ini"
"WEGAH!! AKU MULIH! RA SENENG AKU!!" jegreeeeeeek pintu ruang praktik di buka paksa. sang gondespun berlari. ibunya menyusul.
"HEH! ORA POPO, ORA LORO! MBANGANE UNTUMU LORO TERUS"
"WEGAH!" ngeeeeeeeeeeeeeeeeeeennggg dengan motor anak itupun berlalu meninggalkan ibunya.

saya terdiam.

"elaaaaah bocah kok nggeyel tenan!" terlihat ibu itu mutung. kembali ke dalam ruang praktik.

tak berapa lama,
dreeet det det det. (suoro motor mandek)
sang gondes itu kembali. dia mengintip-ngintip di pintu ruang praktik. dibukanya perlahan pintu itu.
"Mulih ra Buk?" katanya. pelan sekali suaranya
"ORA! KENE DI SUNTIK SEK. LAGI AKU GELEM MULIH"
"Yowes"
ngeeeeeeeeeeeeeeeeeeengggg pergilah dia, meninggalkan ibunya sendirian lagi.

akhirnya ibu itupun sendirian disana. mungkin karena mutung dan sudah kadung.
"yaudah dok, saya aja yang diperiksa" akhirnya.
ibu itu yang periksa giginya. sesudah selesai. dia keluar. mungkin tidak tahu harus pulang dengan apa, dia menelepon suaminya. lagi-lagi keras sekali.
"Pak! kae lho. mbalah wegah! njuk mbalah lungo karo njerit2! aku di tinggal dewean!" "..." "yo!" tut tut tut.

-bersambung-