Minggu, 08 Agustus 2021

Halo? Oh.

 Halo Blog!

Udah tahun 2021 nih, lama lama posting disini setahun sekali wkwk

hmmm kembali lagi mau curhat masalah hati. sori banget ki baru bisa ngasih tulisan masalah cinta cinti terus alias umur wes tuwo tapi ra tambah mutu. semoga neks bisa share ke masalah yang lebih keren, wah, ndakik, bermutu dan fundamental. tapi kali ini maap banget ini masih soal ati pfft

sudah mau jalan hampir 3 tahun dengan kekosongan yang mendera gaiz. dan masih terus mencari arti, memulihkan diri untuk bisa membuka hati kembali. kalau boleh yuyur ya Allahu Robbi sebenernya males banget loh terluka hanya karena satu manusia. sembuhnya lama lagi. koyo ga ikhlas waktu gitu. ngopo to angel banget cuma gara gara wong koyo de'e meneh. tapi ya gimana faktanya memang bener-bener trauma. memang bener bener sulit. cuma terus sadar sih bahwa ini semua bukan lagi tentang dia sebenernya, lebih kepada chopping mechanism saya yang belum baik dalam menghadapi kegagalan. dan berangsur i'm working on it, once kita bisa indentifikasi problems, lebih mudah nyari solusinya. cia. kesadaran akan hal ini juga ga bisa didapat sehari dua hari. butuh gobloq dulu, butuh nangis dulu, butuh ndengerin six degree of separation-nya the script dulu. yiimpin masa suram, semoga ga kembali ke lubang itu.

Kemudian ada beberapa usaha si, dari beberapa teman yang mesaake dan terlebih dari my mommy similikiti wiliwili yang tampaknya sudah tidak tahan melihat anak bungsunya yang sudah bangkotan ini cuma sliwar sliwer, angop, kukur kukur, ra tau adus tur ngenteke pangan setiap hari. Jadi mereka mencarikan kenalan sana sini sebagai bentuk ikhtiar, mana tempe mungkin lewat jalan tersebut bisalah ya nyantol gitu.

awalnya it's sooo hard for open up to someone. apalagi konteksnya ga kenal sendiri kan, bukan temen bukan apa ujug ujug mak bendunduk "halo" gitu. kayak hehh sopo koweeeeeeee

aneh aja gitu budaya kenalan tu. iki akal-akalan orang mana seh. misal ya mau temenan tapi yo kok ngapain, koncoku wes akeh ket TK mas :( mau kearah serius, lha kosek kan rung kenal. tapi ya itu tadi kan esensinya kenalan, saling mengenal mengko nek oke iso dipertimbangakan ke yang lebih serius, nek ga oke thank you next mari menjadi penonton story. dan nyebaine ini cukup kejam bagi ras penganut baper-ism. gak bisa baper choy kita mainan beginian. tak pikir intinya kehidupan orang dewasa tu harus menurunkan level perasaan si. mereka mainnya sat set logika logika gitu. yang mana kalau urusan ini saya masih catching up. gapapa, alon alon pet.

anyway masalah baper. ini susah si

jujur agak nggilani tapi yowes bidiimit, hati saya nih kan lembek kayak ager ager ya, jadi semisal ada dikit aja hawa hawa perhatian, tu udah yang goyang sana sini itu ager ager. emang murahan dan gampang terkesan anaknya, ya mau gimana lagi -_- jadi susa gitu untuk ga bawa perasaan. dan tau kan ujungujungnya bawa perasaan tu, luqa luqa luqa yang kurasakan. njuk mlendep, males lagi.

disamping perbaperan mania, yang syedih dan syusah bab dua adalah ekspektasi. iki nyebai

karena kalo dikenalkan tuh, pasti diawal ada prolog deskripsi yang dar dar dar wow bombastis fantastika. kata om ini baik, kata tante ini ga neko neko, rajin solat pandai menabung menerapkan ideologi pancasila, apal dasa darma pramuka. ya initinya udah ada tuh gambaran dalam kepala oh ini orangnya gini yaa. ditambah pikiran positif yang selalu berkata "okay, maybe this one". sekalinya dihadapkan kenyataan yang tidak senada dengan gambaran pada kepala. dah runtuh runtuh, pusing lagi. sedih lagi. ya ga bisa menyalahkan siapa siapa dong karena yang membuat deskripsi di kepala juga kita sendiri. mutusi cah e pancen

akhirnya semua berakhir kurang memuaskan ya pemirsa. ya itu sih, dua hal besar terkait kegagalan urusan ikhtiar perkenalan yang saya rasakan. disamping faktor trauma yang mungkin belum seutuhnya mereda. tapi sudah membaik tentu saja. masih harus banyak belajar, banyak yang diperbaiki. terlebih menjaga gonjang ganjingnya hati dan ekspektasi. berkalikali saya bilang ke diri saya sendiri its okay, tapi kudu bangkit dan usaha lagi. terima semuanya, ikhlaskan semua yang sudah dan akan terjadi. berani jalani, karena Tuhan tidak pernah punya niatan melukai hambaNya. Dia cuma ingin kita terus belajar jadi manusia yang lebih baik. dan kita harus mau belajar. gagal, goblok, ngisinisini itu pelajaran. semoga bisa selalu mengambil hikmah disetiap peristiwa. aamiin.

Dan sekarang si target saya nggak muluk muluk, cuma pengen enjoying tiap momen dalam hidup. karena besok, saya ga bisa balik lagi ke posisi saya sekarang ini. I just wanna be happy and content. Semoga Allah ridho, semoga Allah bukakan jalanNya. Aamiin (lagi).

Dah. sampai ketemu, tahun depan, bulan depan, atau minggu depan. WKWK.

Minggu, 13 September 2020

Setelah Pertemuan (3)

kita sudah berubah
kau dengan segala gemerlapmu, jauh serasa tak tersentuh
aku dengan apa adanya diriku
tapi aku tidak ingin menyesal
aku tidak ingin menyesal untuk menjadi diriku sendiri
karena nantinya seberapa besarpun aku berusaha, sudah pasti tidak akan pernah cukup bagimu
yang kubutuhkan hanya penerimaanmu

lagi lagi aku mempertanyakan untuk apa semua ini
pertemuan ini
karena pada akhirnya kita harus menyadari
jalan kita cukup berdampingan saja
tidak digariskan untuk bersatu di ujung sana
sepertinya kau sudah cukup mengerti
karena itu terucap dari mulutmu sendiri

kau tau, aku selalu tak bisa membaca hatimu
karena sekarang yang kupertanggungjawabi adalah hatiku sendiri
biarlah
apapun pikiranmu tentangku
aku sudah tidak peduli

Jumat, 26 Juni 2020

dua puluh enam yang ke dua puluh enam

So it already is
saat kecil saya selalu ingin menjadi orang dewasa
orang dewasa nggak perlu disuntik vaksin kalo anak SD divaksin terus
orang dewasa boleh naik mobil di jalan raya
orang dewasa bisa milih kerja jadi apa aja anak kecil cuma bisa duduk sekolah
orang dewasa bisa ambil barang di atas lemari sendiri
bisa cuci piring di wastafel tanpa pakai dingklik
orang dewasa nggak perlu tidur siang
jadi dewasa itu enak banget

then suddenly... here we are!
di depan laptop with all things going in our mind dan berharap bisa jadi anak kecil lagi
yang tanpa tanggungjawab dan semua kesalahannya dimaklumi
tapi hidup terus berjalan
mau gak mau umur bertambah

okelah. Happy Birthday self! Hang in there

Minggu, 04 Februari 2018

I'm sorry, I'm leaving

malam tadi saya memutuskan hal yang orientasinya untuk kedamaian hati saya sendiri
ini adalah sesuatu yang bersejarah
termasuk dalam keputusan yang berani - dalam versi saya
sebelum ini akan banyak sekali pertimbangan, maju-mundur, sebelum saya menentukan suatu pilihan
yang sebagian besar hasilnya adalah mundur.
takut sakit hati, takut menyakiti orang, khawatir pendapat orang, dan segala macamnya.
intinya. takut perubahan. apalagi yang besar.

ya, malam tadi saya memilih meninggalkan dia.
memilih untuk mengambil jarak.
memilih untuk mencukupkan semua sampai disini.
tanpa takut sakit hati atau menyakitinya, tanpa khawatir pendapatnya

ini tindakan egois. memang.
tapi sekian lamanya saya berusaha memahami orang, memahami kehidupan, meletakkan segala kepentingan orang lain melebihi kepentingan diri sendiri
ternyata orang orang melakukan sebaliknya.

dia masih bertanya 'mengapa' saat saya menuliskan maaf
dan saya kehabisan kata untuk mengeja 'karena'
saya kira, semua sudah terang.
maka maaf yang kedua terketik.

tapi dari semua itu,
melepaskan sesuatu yang menjadi sumber kebahagian sekaligus sumber keresahan dalam tiap hari adalah hal yang menyesakkan. super menyesakkan.
walaupun menyesakkan, tapi harus saya lepaskan.
kontrol orang lain yang terlalu besar melebihi kontrol diri sendiri, saya kira bukan hal yang baik untuk diteruskan.
sayapun merasakan pahitnya ketidakjelasan. berada diantara ya dan tidak
yang paling berat - berkorban perasaan. yah, memang dasar anaknya perasa. maka itu fungsi maaf yang pertama tadi : maaf ya saya terlalu perasa.

saya nggak tau ini baik atau buruk,
tapi yang saya yakini bahwa ini harus dilakukan.
mengobati sumber lebih baik daripada menghilangkan gejalanya - seperti itu saya diajarkan.

walaupun saya harus mati matian menahan diri untuk kembali mengadapi kekosongan, tapi saya harap ini yang paling benar untuk dilakukan. sambil berdoa semoga baik untuk saya juga untuknya.

hey, i'm sorry i'm leaving


Senin, 25 Desember 2017

aku ingin kembali

aku ingin kembali
menjadi tidak ada, tidak dipedulikan.

hujan riuh yang indah, suaranya keras mereda sejenak gaung dalam diriku,
tapi tak lagi dapat menenangkannya
malam sunyi tempat menyepi, mengembalikan kewarasan diri,
hanyalah gelap tanpa arti
aku semakin jauh, semakin terjatuh

Tuhan Penyayang, Tuhan Yang Mengerti,
dapatkah aku kembali?
merasakan ketenangan dan keindahan dunia, dari khusyuk dan bau keringat
dari perasaan tersingkirkan dan pandangan sebelah mata

Bantul, Desember 2017

Sabtu, 08 April 2017

Living Life

HALO!
malam tadi, baru selesai ujian, dengan suwung-nya iseng buka buka tulisan dan tweets yang lama-lama, dan baru sadar... betapa hidupku sangat berbeda

Setiap pagi kita membuka mata lalu melakukan segala hal yang kita anggap adalah rutinitas. Rutin. Monoton. Begitu begitu aja. Tapi selayaknya bumi yang tak pernah berhenti bergerak, tanpa kita sadari kita juga pelan pelan ikut berubah. Tanggung jawab, sosialisasi, ide, pikiran. Hingga saat kita menengok kebelakang kita sudah tidak ditempat kita 6 bulan atau 1 tahun yang lalu. Mungkin, itulah sifat dasar manusia: bergerak.

Pas baca baca tulisan lawas kemarin, sepertinya hidup saya 3-4 tahun kepungkur lebih membahagiakan daripada hidup yang akhir-akhir ini sedang terjalani..
Ngakak sendiri baca twit lucu : Kok iso aku ngene ki :))
Senyum sendri baca twit (sok) bijak (sing ra cetho) : Mosok iki sing nulis aku?
Rasanya hidup lebih santai dan menyenangkan
Bulan, minggu, dan hari hari belakangan ini terasa lebih padat, jadi nggak ada space untuk pikiran tenang dan jernih.
Penuh rasa kemrungsung, was was, aduh ngene aduh ngono, takut berbuat salah, canggung, banyak antisipasi untuk ita itu, pemakluman sifat sifat manusia di sekitar yang membingungkan.
Hati dan otak penuh terus, kerja rodi.

Tapi terimakasih waktu suwung, berkat dikau aku jadi tersadar bahwa halooo kamu adalah kamu, yang dulu nggak pernah ngeribetin omongan orang, yang dulu selalu santai ngehadapin seberapa besarpuun masalah, yang selalu pasrah legowo, yang nggak banyak kepinginan, yang banyak senyum, yang yowes piye meneh, yang selalu percaya skenario Allah adalah yang terbaik.


:)


Yasss I decided to living my life again. Good luck, self!
And once more, thank you waktu suwung :*

keliatan ya, sepertinya writing skill saya banyak kececer di jalan, jelek banget sekarang nulisnya wkwk

Rabu, 16 Maret 2016

Small talk

But I don't want small talk. Text me, and without saying hello, tell me why you got so angry at your sister this morning. Tell me why you have a scar shaped like Europe on the left side of your neck. Send me paragraphs about the time you spent at your grandmother's house that one summer. Call me when I'm half asleep and tell me why you believe in God. Tell me about the first time you saw your dad cry. Go on for hours about things that may not seem important because I promise that I'll be hanging on to every word you say. Tell me everything. I don't want someone who just talks about the weather.

Dapet dari postingan teman