Minggu, 30 Agustus 2015

Sekolah tanpa bangku

Masih kuingat awal perjalanan ini, sedikit, mungkin tidak detail.
Angin sedang baik saat itu.
Jalan rumput.
Matahari hampir di atas ubun-ubun kita.
Kau tak banyak bicara. Setelah bicara banyak sebelumnya.
Karena sekarang giliranku, memberi jawaban.
Diam yang panjang.
Angin masih baik.
Kau tau kenapa mulutku tersumpal?
Karena aku belum mengerti, tujuan semua ini, nantinya.
Baikkah untukku? Baikkah untuk orang orang itu? Bisakah aku? Tidak salahkah dirimu?
Ku rumuskan 3 hal saat itu--untuk menjawab pertanyaanmu: mau, mampu, restu.
Lihat, aku tertawa sekarang mengingatnya.
Akhirnya masih tanpa mengerti tujuan semua ini, aku mengangguk.
Anggukan yang mengantarku ke perjalanan ini.
Ternyata jalan ini jauh... dan lama..
Tapi sekarang aku sudah diujungnya.
Tasku penuh. Pakaianku compang tak karuhan. Banyak yang kutemukan di sana.
Tentang kebahagiaan dan tangisan, putus asa dan harapan, kecerobohan, rasa yang rumit, sifat yang lebih rumit.
Jalan tidak bertujuan ini, ternyata adalah sekolah tanpa bangku.
Terimakasih.